Kesempatan Untuk Bergabung Dengan TNI

Video game memang berpotensi membangkitkan minat anak terhadap hal hal yang berbau ketentaraan. Lihat saja pemain-pemain game bergenre "First Person Shooter" yang mungkin pengetahuan soal persenjataan menyaingi tentara sungguhan. Nah, Panglima TNI, Jendral Moeldoko, menyampaikan kalau beliau berniat membuka peluang untung para gamers bergabung dengan TNI.

Kabar ini pertama disampaikan oleh kompas yang tengah meninjau demonstrasi penggunaan alat komunikasi produksi Harris Radio.

Ada beberapa poin menarik dalam sambutan yang disuarakan oleh Jendral Moeldoko. Diantaranya adalah membuka peluang bagi peminat dunia IT untuk bergabung bersama TNI. seperti yng beliau sampaikan "harus di optimalkan penggunaanya. Mulai dipikirkan dari sekarang tentang menggunakan software dalam Battle dan Tactical Management System. Jadi anak muda sekarang hobinya kalau masuk tentara terlampiaskan".

Prospek menjadi tentara pasti membangkitkan godaan tersendiri bagi sejumlah pemuda dan pemudi. Bagaimana tidak? kalau diterima, karirmu setelah selesai pendidikan sudah jelas. Kalau kamu berhasil lulus Akabri, kamu bahkan berpeluang menjadi salah satu petinggi TNI dimasa depan. Belum lagi kelebihan-kelebihan seperti dana pensiun yang terjamin, rumah dan kendaraan dinas, dan lain sebagainya, yang bisa kamu peroleh di posisi yang lebih tinggi.

Selain keuntungan materil yang disebutkan tadi, kamu juga bisa merasakan sendiri memegang senjata-senjata yang biasanya hanya bisa kamu lihat di game. Tak ada salahnya memang, fokus menyandang senjata melalui kacamata karakter di dalam video game. Tapi pasti ada sebagian dari kamu yang cukup berjiwa patriot, hingga ingin menyandang senjata sungguhan demi melindungi bangsa dan negara.

Tapi realita terkadang memang mengganggu fantasi. Agar gamers bergabung dengan TNI, pasti yang terbayang adalah pelatihan berat yang harus dilalui, serta disiplin kaku. Jendral Moeldoko berniat membuka divisi khusus yang bisa menggunakan jasa para ahli IT dan gamers. Salah satu yang ia contohkan adalah divisi baru TNI yang bernama Cyber War.

Seperti yang disampaikan oleh Jendral Moeldoko, "isinya orang-orang nyentrik. Standar kemiliteranya kita abaikan sedikit. Jadi yang diperlukan adalah bakat mereka dalam mengembangkan Cyber War".

Tampaknya beliau memahami kalau orang-orang yang TNI butuhkan untuk divisi ini memiliki sifat yang berbeda dari yang biasanya, dan tidak bisa diperlakukan benar-benar sama. Karenanya, divisi ini pun dilonggarkan sedikit aturan ketentaraanya. Tetap saja para gamers yang berminat sebaiknya melatih fisik dan mental mereka, karena ini akan menjadi komitmen panjang.